MEDIA24.ID, JAKARTA – Masalah perbankan yang dihadapi oleh Bank Syariah Indonesia (bank BSI) bikin gempar. Ini menimbulkan dugaan penyebab terjadinya gangguan pelayanan perbankan salah satu BUMN tersebut, salah satunya adalah ransomware.
Ransomware adalah jenis perangkat lunak berbahaya yang dirancang untuk mengenkripsi data pada suatu sistem komputer atau jaringan, kemudian meminta tebusan (ransom) kepada korban agar data tersebut bisa dikembalikan.
Biasanya, ransomware akan memblokir akses korban ke data mereka atau bahkan mengancam untuk mempublikasikan data tersebut jika tebusan tidak dibayar dalam waktu tertentu.
Ransomware umumnya menyebar melalui surel phishing, tautan yang meragukan, situs web yang terinfeksi, atau eksploitasi kelemahan pada sistem yang tidak diperbarui.
Setelah terinfeksi, ransomware akan memulai proses enkripsi yang mengunci file korban dengan menggunakan algoritma kriptografi yang kuat, sehingga menghalangi akses ke data tersebut.
Untuk mendapatkan kunci dekripsi dan mendapatkan kembali data mereka, korban biasanya diminta untuk membayar tebusan dalam bentuk mata uang kripto seperti Bitcoin.
Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak ada jaminan bahwa pembayaran tebusan akan menghasilkan pemulihan data, dan membayar tebusan dapat mendorong para penjahat siber untuk terus melakukan serangan semacam itu.
Pencegahan terbaik melawan ransomware adalah dengan mengambil langkah-langkah keamanan yang proaktif, seperti:
- Memastikan sistem operasi dan perangkat lunak lainnya selalu diperbarui dengan patch keamanan terbaru.
- Menghindari mengklik tautan atau membuka lampiran yang mencurigakan dalam surel atau pesan yang tidak diketahui.
- Menggunakan perangkat lunak keamanan yang kuat dan terpercaya, termasuk program antivirus dan firewall.
- Melakukan cadangan data secara teratur dan menyimpannya di tempat yang aman, terpisah dari jaringan utama.
- Mengedukasi diri sendiri dan anggota tim tentang praktik keamanan digital yang baik.
Jika Anda telah terinfeksi oleh ransomware, disarankan untuk segera melaporkannya ke pihak berwenang setempat dan mencari bantuan dari spesialis keamanan komputer atau penyedia layanan yang berpengalaman dalam pemulihan data
Dirut Bank BSI Hery Gunardi mengatakan pihaknya akan melakukan penelusuran atas dugaan tersebut. BSI meminta maaf pada nasabah atas gangguan layanan yang terjadi dan terus berupaya melakukan penguatan pertahanan dan sistem keamanan cyber.