BeritaHEADLINENASIONAL

Prabowo Bisa Menang Lawan Ganjar pada Pilpres 2024, Ini Alasannya  

339
×

Prabowo Bisa Menang Lawan Ganjar pada Pilpres 2024, Ini Alasannya  

Share this article
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto

MEDIA24.ID, JAKARTA – Calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto bisa menang melawan calon dari PDIP Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 mendatang, ujar Direktur Eksekutif Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research Vivin Sri Wahyuni. 

Prabowo dalam survei terbaru IndEX tetap unggul pada periode Maret 2023, Disusul Ganjar Pranowo, baru kemudian mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jika bertarung dalam Pilpres 2024. 

“Prabowo berpeluang menang melawan Ganjar Pranowo dalam skenario head to head,” ujar Vivin dalam hasil survei yang diterima di Jakarta, Minggu.

Elektabilitas Ganjar naik dari 21,4 persen pada survei akhir Maret 2023 menjadi 22,1 persen pada survei terbaru. Posisi unggul tetap diduduki Prabowo Subianto yang elektabilitasnya melejit hingga mencapai 24,8 persen. Mantan gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyusul pada peringkat ketiga dengan elektabilitas sebesar 18,2 persen. 

Menurut Vivin, dengan tren tersebut, Prabowo berpeluang berhadapan dengan Ganjar jika masing-masing diusung sebagai capres.

Ganjar saat ini merasakan konsekuensi elektoral dengan taat pada arahan partai terkait Piala Dunia U-20, yaitu penurunan elektabilitas secara tajam. 

Namun langkah PDIP dengan mendeklarasikan Ganjar sebagai bakal calon presiden bisa menghentikan penurunan elektabilitas lebih dalam. Langkah ini bahkan bisa mendongkrak elektabilitas Ganjar, meski tidak setinggi sebelumnya. 

Pencalonan Ganjar juga tidak hanya membendung laju koalisi besar, tetapi berpotensi membuyarkan peta semua koalisi. Gagasan pembentukan koalisi besar muncul usai Presiden Joko Widodo mengundang para pimpinan parpol pendukung pemerintahan saat ini.

Lima pimpinan parpol menggelar pertemuan pertemuan di Kantor DPP PAN, Minggu (2/4), dengan dihadiri Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dan Plt. Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono.

“Dalam beberapa waktu ke depan, rivalitas antara Prabowo dan Ganjar berpeluang makin keras jika rencana merger koalisi besar dengan PDI Perjuangan tetap didorong, di mana baik Prabowo maupun Ganjar berebut tiket capres dan enggan menjadi sekadar cawapres,” jelas Vivin.

Kemungkinan berubahnya peta koalisi juga dapat mengancam peluang Anies melaju sebagai capres. 

“Partai-partai yang tergabung dalam koalisi perubahan bisa menjadi sasaran tarik menarik koalisi yang lain, apalagi siapa cawapres Anies pun masih belum diputuskan,” ujarnya.

Index Research melakukan survei pada 28 April-2 Mei 2023 terhadap 1.200 responden melalui telepon. Sampel dipilih melalui metode random digit dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak, dengan margin of error survei sebesar kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Pendaftaran bakal capres dan cawapres dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu), pasangan capres dan cawapres diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.

Saat ini, ada 575 kursi di parlemen, sehingga pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *