MEDIA24.ID – Ganjar Pranowo, calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sepertinya menempatkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di tempat istimewa.
Bukan cuma karena PPP juga ikut menyokong dia menjadi calon presiden, tapi ternyata Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memberi pesan khusus untuk selalu mampir ke PPP guna menguatkan konsolidasi.
“Pesan Bu Mega itu begini, “Njar (Ganjar), kalau kamu keliling konsolidasi partai, jangan lupa mampir PPP, ya’. Gitu,” kata Ganjar saat menyampaikan sambutan di Kantor DPW PPP Sulawesi Utara, Kamis, seperti dikutip dari Antaranews.
Di tempat lain, Ganjar juga selalu menyempatkan diri berkunjung ke kantor PPP. Seperti yang dia lakukan di Jawa Barat, seusai konsolidasi ke kantor PDI Perjuangan setempat.
“Sulawesi Utara lebih spesial. Kami belum konsolidasi ke PDI Perjuangan, malah yang pertama di PPP,” ujar dia. .
Ketua DPW PPP Sulut Defri Pontoh serta jajaran PPP pun menyambut kedatangan Ganjar secara sederhana.
Mertua Ganjar Pranowo Tokoh PPP
Ganjar punya alasan tersendiri untuk dengan dengan PPP. Mertuanya sendiri, yaitu ayah dari sang istri Siti Atiqoh adalah tokoh PPP di Kabupaten Purbalingga dan pernah menjadi legislator dari PPP.
“Kalau saya bicara PPP, bukan bicara orang lain lagi karena sudah menjadi mitra. Cuma saya lebih hebat (kemitraannya dengan PPP), karena (Siti Atiqoh) saya nikahi seumur hidup,” ujar Ganjar.
PDI Perjuangan juga memiliki sejarah kedekatan dengan PPP. Megawati Soekarnoputri saat menjadi presiden ke-5 RI didampingi kader PPP Hamzah Haz sebagai wakil presiden.
“Konteks berpolitik dan bekerja sama sudah pasti, sudah ada chemistry, mungkin itu. Makanya, yang diterima pertama kali oleh Ibu Mega adalah PPP, bukan partai yang lain,” kata Ganjar.
Plt Ketua Umum PPP Mardiono menyerahkan hasil rapimnas partainya, yang secara resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres, kepada Megawati Soekarnoputri di Kantor PDI Perjuangan, Jakarta.
Syarat Calon Presiden
Dinamika politik di Indonesia menghangat jelang Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Pendaftaran bakal capres dan cawapres dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.
Menurut UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu (UU Pemilu), pasangan capres dan cawapres diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI. Bisa juga pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
