MEDIA24.ID, JAKARTA – Mata merah kerap dialami oleh banyak orang. Meski terkadang tak terasa sakit tapi mata merah membuat seseorang tidak nyaman dalam menjalankan aktivitas.
Dokter spesialis mata Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara, Jawa Tengah, dr Agus Setyawan SpM menjelaskan, mata merah juga dikenal sebagai konjungtivitis.
Baca juga: Jadwal Kualifikasi Piala Asia 2023: Timnas Indonesia Vs Kuwait
Ini adalah sebuah kondisi, di mana mata mengalami peradangan atau infeksi pada selaput transparan yang melapisi kelopak mata dan menutupi bagian putih mata.
“Ketika pembuluh darah kecil menjadi meradang, mereka lebih terlihat, menghasilkan kemerahan atau merah muda yang terlihat di mata,” kata dokter yang akrab disapa Wawan ini dikutip dari keterangan tertulisnya, Rabu, 8 Juni 2022.
Gejala mata merah yang paling umum meliputi kemerahan atau bengkak, gatal, iritasi, atau terbakar, grittiness atau robekan berlebihan, kerak pada kelopak mata atau bulu mata, mata merah, serta kepekaan terhadap cahaya atau penglihatan kabur.
Baca juga: Link Live Streaming Duel Seru Jerman Vs Inggris 8 Juni 2022
Wawan meminta gejala tersebut tidak dibiarkan begitu saja tapi harus segera mendapatkan perawatan karena dapat dengan cepat menyebar jika tidak dirawat dengan benar. Jika seseorang yang mengalami mata merah memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, maka dapat memperburuk kondisi penglihatannya.
Munculnya mata merah disebabkan beragam penyebab. Misalnya infeksi virus atau bakteri, reaksi alergi, atau kontak dengan bahan iritan seperti asap atau debu.
“Karena dapat menular, diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk membatasi penyebarannya,” tutur alumnus Universitas Diponegoro Semarang ini.
Baca juga: Rupiah Melemah Hadapi Ekspektasi Suku Bunga The Fed
Wawan membocorkan cara mencegah dan melindungi dari konjungtivitis. Antara lain cuci tangan sampai bersih dengan sabun dan air jika terkena mata merah.
“Infeksi dapat masuk ke dalam tubuh melalui hidung dan mulut. Hindari berbagi barang pribadi seperti make up, handuk, obat tetes mata, lensa kontak, dan lain sebagainya,” katanya.
Selain juga, Wawan menyarankan agar tidak menyentuh atau menggosok mata. Sebab, hal itu bisa memperburuk kondisi dan dalam beberapa kasus membantu menyebar ke mata yang lain.
Jika mata merah dialami oleh anak, maka hal yang perlu dilakukan adalah menjauhkannya dari sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler sampai mata merahnya benar-benar hilang. Ini dapat membantu mencegah anak menyebarkannya ke seluruh kelas.
“Jika Anda pengguna lensa kontak dan didiagnosis menderita konjungtivitis, Anda harus melakukan langkah-langkah lepaskan lensa kontak dan kenakan kacamata sampai kondisi teratasi. Buang lensa yang dipakai pakai ketika terdiagnosis mata merah. Terakhir bersihkan tempat lensa secara menyeluruh,” katanya.
