MEDIA24.ID, JAKARTA – Penyakit malaria disebabkan parasit Plasomodium yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Parasit masuk melalui gigitan nyamuk, mengendap di organ hati, dan menginfeksi sel darah merah.
Selain gigitan nyamuk, malaria juga bisa ditularkan melalui donor organ, transfusi darah, berbagi pemakaian jarum suntik, dan janin yang terinfeksi dari ibunya.
Baca juga: Manfaat Kapulaga, Obati Gangguan Pencernaan hingga Cegah Bau Mulut
Praktisi kesehatan, dr Titik Kusumawinakhyu M Biomed, mengingatkan bahwa malaria tak bisa disepelekan. Sebab, bisa menyebabkan pembesaran hati.
Penderita malaria akan mengalami gejala demam disertai menggigil, sakit kepala yang terasa berat, keringat berlebihan, dan gangguan saluran cerna seperti mual dan muntah.
“Sampai dehidrasi dan lemas,” kata Litbang Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara ini dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 12 Juni 2022.
Baca juga: Apriyani/Siti Fadia Tembus Final Indonesia Masters 2022
Menurut Titik, mengenali gejala dengan baik akan mencegah komplikasi akibat malaria. Hal terberat dari malaria adalah komplikasi yang ditimbulkan.
“Malaria serebral adalah yang terberat karena dapat menyebabkan penurunan kesadaran menurun, kadar gula darah menurun, pembesaran hati dan limpa serta anemia,” sebut Titik.
Titik menyarankan penting adanya perilaku dan pengetahuan pencegahan malaria. Pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan, menghindari gigitan nyamuk Anopheles.
Baca juga: Marcus/Kevin Dikalahkan Ganda China Peringkat 424 Dunia
“Dengan membatasi aktivitas di luar rumah, terutama jika harus melakukan perjalanan ke daerah endemis, konsultasikan dengan dokter apakah obat malaria yang terbaik untuk bekal, dan pahami gejala tanda dan risiko apabila kemudian terinfeksi malaria,” kata Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) ini.
Obat yang perlu dibawa sebagai bekal adalah klorokuin. Tata cara mengonsumsinya diminum 1 kali selama 1 sampai 2 minggu sebelum berangkat ke daerah endemis malaria. Satu kali seminggu saat sampai di daerah endemis, terakhir meminum 1 kali seminggu selama 4 minggu.
Lalu antibiotik doksisiklin, diminum 1-2 hari sebelum berangkat.
Proguanil atau atovaquone, diminum 1-2 hari sebelum keberangkatan, setiap di daerah endemis, dan 7 hari berturut-turut ketika kembali dari tujuan.
Meflokuin, diminum 1 kali seminggu, 1-2 minggu sebelum ke daerah endemis malaria.
Primakuin, tepat untuk plasmodium vivax yaitu penyebab malaria vivax. Diminum 7 hari sebelum berangat kemnudian setiap hari saat di daerah endemis.
“Untuk penggunaan obat, sebaiknya tetap konsultasikan dengan dokter di sekitar Anda,” ujar dokter alumnus Fakultas Kedokteran Unisula Semarang ini.
Titik kembali mengingatkan, langkah terbaik mencegah malaria adalah menjaga kebersihan lingkugan, membasmi sarang nyamuk dengan 3M, yakni menguras penampuangan air, mengubur barang bekas, mendaur ulang barang bekas.
Gunakan baju panjang dan lotion nyamuk atau obat nyamuk, bersihkan dan rapikan rumah dan lingkungan agar tidak menjadi persembunyian nyamuk.