MEDIA24.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Jokowi dan rombongan melakukan lawatan ke luar negeri sejak Minggu, 26 Juni 2022.
Jokowi dijadwalkan berkunjung ke Jerman, Ukraina, Rusia, dan Uni Emirat Arab.
Baca juga: Gubernur Anies Tutup Seluruh Outlet Holywings di Jakarta
Jokowi telah tiba di Scholas Elmau, Jerman pada Senin siang, 27 Juni 2022 untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 ke-48.
KTT G7 merupakan pertemuan tahunan negara G7 beranggotakan Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis. Indonesia hadir sebagai negara mitra G7 sekaligus Presidensi G20.
Tampak hadir hadir pemimpin negara mitra G7 lainnya seperti Presiden Argentina Alberto Fernández, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Senegal Macky Sall, dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
Baca juga: Kesadaran Warga Memelihara Sungai Rendah, Anak-anak Bersihkan Sampah
Mereka lalu melakukan sesi foto bersama. Dalam sesi foto itu, Jokowi tampak diapit Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Dalam sesi working lunch dengan topik perubahan iklim, energi, dan kesehatan, Jokowi mengajak negara-negara G7 untuk berkontribusi memanfaatkan peluang investasi di sektor energi bersih di Indonesia.
Turut mendampingi Presiden dalam sesi ini yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Baca juga: Panduan Lengkap Pelaksanaan Ibadah Qurban, Simak di Sini
“Terutama peluang investasi di sektor energi bersih di Indonesia, termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai litium,” kata Jokowi seperti dilansir situs resmi Presiden RI, Senin, 27 Juni 2022.
Menurut Presiden Jokowi, potensi Indonesia sebagai kontributor energi bersih, baik di dalam perut bumi, di darat, maupun di laut, sangat besar. Indonesia membutuhkan investasi besar dan teknologi rendah karbon untuk mendukung transisi menuju energi bersih yang cepat dan efektif.
“Indonesia membutuhkan setidaknya USD25-30 miliar untuk transisi energi 8 tahun ke depan. Transisi ini bisa kita optimalkan sebagai motor pertumbuhan ekonomi, membuka peluang bisnis, dan membuka lapangan kerja baru,” katanya.
Jokowi mengungkapkan, risiko perubahan iklim sangat nyata di Indonesia dan juga negara-negara berkembang lainnya.
Apalagi Indonesia adalah negara kepulauan dengan 17.000 pulau. Risikonya bukan hanya mengganggu kesehatan, tetapi juga membuat petani dan nelayan dalam kesulitan.
“Dukungan semua negara G7 di Presidensi Indonesia di G20 sangat kami harapkan. Sampai bertemu di Bali. Terima kasih,” ujar Presiden mengakhiri sambutannya.